3 Hal Sederhana Belajar Literasi Keuangan

oleh Krisna Wijaya dan Rizky A.
Selasa, 19 Maret 2024
picture

Memiliki literasi keuangan yang baik tidak hanya tentang mengelola keuangan untuk saat ini, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang.

Literasi keuangan juga disebut sebagai fondasi hubungan dengan dunia keuangan yang dapat dipelajari dalam jangka panjang. Literasi keuangan yang baik dapat menuntun kita agar memiliki spending behavior atau perilaku belanja yang terkendali. Selain itu, kita pun dapat menyelesaikan masalah keuangan yang mungkin terjadi di kemudian hari.

Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mempelajari literasi keuangan sedini mungkin. Berikut ini tiga hal sederhana yang bisa dicoba untuk belajar literasi keuangan.

Buat tujuan keuangan

Tujuan keuangan merupakan sebuah target finansial yang ingin dicapai, seperti pendidikan, jalan-jalan, dan kepemilikan benda berharga dalam jangka waktu tertentu. Contohnya, memiliki kendaraan sendiri setelah menabung selama 5 tahun atau memiliki rumah saat berusia 25 atau 30 tahun.

Untuk meraih target itu, kita harus mengelola keuangan sebaik mungkin. Seperti, menetapkan bujet untuk kebutuhan pokok dan menentukan dana yang harus ditabung setiap bulan. Oleh karena itu, sebaiknya tetapkan goals yang ingin dicapai dengan jelas.

Tak hanya itu, kita juga harus rajin memantau progresnya secara berkala agar dapat segera mengetahui jika terdapat masalah yang menghambat.


Rencanakan keuangan

Setelah memiliki tujuan keuangan, selanjutnya kita dapat mulai mewujudkannya dengan mengatur perencanaan keuangan setiap bulan. Salah satu metode perencanaan keuangan yang cukup mudah diikuti adalah metode 50-30-20.

Metode tersebut akan mengalokasikan keuangan ke dalam 3 pos berbeda, yakni 50 persen untuk kebutuhan pokok, 30 persen untuk memenuhi keinginan pribadi, dan 20 persen untuk tabungan.

Untuk pos kebutuhan pokok, kita dapat menulis berbagai kebutuhan dan pengeluaran rutin setiap bulan, seperti biaya makan, pulsa ponsel, biaya transportasi, dan obat-obatan.

Selanjutnya, sisihkan 30 persen untuk hal-hal yang kit inginkan, seperti berlangganan streaming film, nonton di bioskop, dan membeli baju baru. Sedangkan 20 persen terakhir bisa digunakan untuk tabungan atau dana darurat.

Perlu diperhatikan, kita juga perlu memasukan dana darurat ke dalam perencanaan keuangan setiap bulan untuk melindungi kondisi keuangan ketika terjadi hal-hal tak terduga.  Agar perencanaan keuangan tidak meleset, kita harus benar-benar disiplin dan berkomitmen menjalankannya.


Menabung atau berinvestasi

Setelah seluruh kebutuhan, pengeluaran, dan dana darurat terpenuhi, kita dapta menggunakan sisa uang bulanan untuk menabung atau berinvestasi.

Untuk membentuk kebiasaan menabung, mulailah menabung untuk hal-hal yang disukai. Misalnya, menabung untuk membeli barang idaman atau berwisata. Selain itu, kita juga bisa memanfaatkan sisa uang bulanan untuk berinvestasi.

Namun, jika masih pemula dan belum mengetahui lebih dalam tentang investasi, kita perlu mengeksplorasi ragam dan jenis investasi yang sesuai. Beberapa instrumen investasi yang cocok bagi pemula dan memiliki profil risiko cenderung rendah adalah emas, deposito, dan obligasi.

Itulah tiga cara sederhana yang dapat kita lakukan untuk belajar literasi keuangan. Memang, literasi keuangan bukan hal mudah dipahami dalam waktu singkat. Namun, kita dapat selalu meningkatkan ilmu terkait finansial.